Selamat Jalan Ke Rumah Bapa di Surga, Pak Pdt. Dr. Andar Ismail (Penulis “Seri Selamat”)

83
Pdt. Dr. Andar Ismai dikenal penulis dan teolog terkemuka.

Narwastu.id – Pada Minggu, 25 Agustus 2024, seorang teolog besar di tengah umat Kristen di Tanah Air, yang dikenal pula dulu dosen di STFT Jakarta, telah dipanggil Tuhan dengan damai dan tenang ke sisiNya. Dia meninggal setelah kesehatannya sering terganggu, karena faktor usia. Pdt. Dr. Andar Ismail, yang akrab dipanggil Pak Pdt. Andar, dikenal seorang pendeta cerdas, brilian dan pengetahuan teologinya di atas rata-rata. Melalui buku-buku “Seri Selamat” ia banyak berbicara tentang kebaikan atau kasih Tuhan, tentang kehidupan bergereja dan bermasyarakat, serta pendapatnya tentang kehidupan di Indonesia. Buku-buku “Seri Selamat” yang ditulisnya digemari banyak warga gereja, dan selalu best seller, karenanya sering dicetak ulang, dan banyak jemaat peminatnya.

Pendeta asal GKI (Gereja Kristen Indonesia) ini, termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2018 Pilihan Majalah NARWASTU.” Selama ini, Pdt. Andar Ismail terkenal sebagai penulis handal dan teolog senior. Salah satu karangannya yang populer adalah buku “Seri Selamat.” Karena kepopulerannya itu, Pdt. Andar Ismail pernah menerima penghargaan sebagai “Tokoh Inspiratif Pilihan Panitia Festival Sastra & Rupa Kristiani 2018.” Penyerahaan penghargaan dilakukan saat acara jumpa penulis “Seri Selamat” ini di Gedung BPK Gunung Mulia, Jakarta Pusat, pada Selasa, 14 Agustus 2018 silam, yang diserahkan oleh Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th, kini Ketua Umum PGI.

Penghargaan tersebut didasari oleh tulisan-tulisan Pdt. Andar Ismail yang telah menginspirasi gereja, jemaat, dan pendidikan teologi. Sejak ditulis pada 1981 silam, hingga pada 2018 terdapat 29 judul “Seri Selamat,” dan terakhir “Selamat Mengaku” ditulisnya pada 2018. Dan terhitung tahun 2008 sampai Mei 2018 telah terjual 460.000 eksemplar. Saat pemberian penghargaan itu, Pdt. Gomar Gultom menegaskan, gereja-gereja di Indonesia sangat diberkati oleh tulisan-tulisan Pdt. Andar Ismail, karena bahasa dan isinya sangat kena dengan keseharian kita. Tidak muluk-muluk, sangat realistis, dan menyentuh. “Lewat tulisan-tulisan itu banyak orang yang menemukan dirinya dan berjumpa dengan Tuhan. Sebab itu, penghargaan yang diberikan tidak ada nilainya dibanding dengan pengorbanan, baik waktu, pikiran, dan tenaga yang telah diberikan oleh Pak Andar Ismail,” kata Pdt. Gomar.

 

Pdt. Dr. Andar Ismail saat menerima pigura penghargaan sebagai salah satu dari “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2018 Pilihan Majalah NARWASTU.”

Dan semasa hidupnya, Pdt. Andar Ismail berkomentar, penghargaan tersebut adalah cambuk baginya untuk terus berprestasi. “Cambuk itu diibaratkan seekor kuda yang sedang berlari, maka kita diharapkan untuk terus berprestasi dengan lebih lagi. Maka saya berharap semua penulis, penerbit dengan segala macam elemennya, editor, percetakan, dan juga pembaca perlu dicambuk untuk lebih maju lagi,” cetusnya. Penghargaan yang diserahkan kepada Pdt. Andar Ismail merupakan rangkaian kegiatan awal dari Festival Sastra dan Rupa Kristiani 2018 yang berlangsung pada 23-25 Agustus 2018 silam. Kegiatan tersebut digagas oleh Biro Pemuda PGI, SERUNI, STFT Jakarta, BPK Gunung Mulia, LITERA, LAI, Ignite, dan Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

Sekadar tahu, Pdt. Andar Ismail adalah seorang pendeta emeritus Gereja Kristen Indonesia (GKI) Samanhudi, Jakarta Pusat. Ia dosen senior bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Tahun 1981 ia mulai menulis refleksi. Kelak kumpulan tulisannya disatukan dalam buku “Seri Selamat.” Ketebalannya 140-an halaman. Lebih dari 30 “Seri Selamat” telah lahir dari tangannya. Masalah keseharian adalah tema yang sering diangkatnya. Salah satu judul bukunya adalah “Selamat Mengaku: 33 Renungan Tentang Identitas.” “Seri Selamat” merupakan buku terlaris terbitan BPK Gunung Mulia, lembaga penerbitan Kristen oikumenis tertua di Tanah Air.

Pdt. Dr. Andar Ismail saat berkunjung ke kantor Majalah NARWASTU, dan diterima Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos.

Pdt. Andar lahir di Bandung dengan nama Siem Hong An. Ia telah mengarang sebelum dapat membaca dan menulis. Pasalnya, kedua orangtuanya kerap bercerita. Di sekolah minggu, ia tekun mendengarkan cerita dari kakak pembina. Menginjak Sekolah Dasar, Andar kecil tergila-gila membaca. Ia menjadi anggota perpustakaan Volks Bibliotheek Bandung. Dari buku-buku perpustakaan kota, ia mengenal sastra Eropa. Ia membaca karya Hans Christian Andersen, Karl May, Leo Tolstoy, Guy de Maupassant, Charles Dickens, dan lainnya. Sewaktu SMP, ia anggota The British Council Library. Ia satu-satunya remaja yang tiap Sabtu nongkrong di perpustakaan, membaca. Minatnya kemudian menjurus pada buku-buku teologi. Ia sering numpang membaca karya teolog Verkuyl, Leimena, Notohamidjojo, Kraemer, di toko buku BPK Jalan Pasir Kaliki, Bandung. Pdt. Andar Ismail juga termasuk teolog terkemuka yang dikenal peduli pada penerbitan media Kristen. Pada akhir 2017 lalu misalnya, ia menghubungi kantor redaksi Majalah NARWASTU. Dan bekas konsultan di PT. BPK Gunung Mulia dan mantan dosen di STFT Jakarta ini pun berbicara banyak tentang penerbitan media cetak dan buku Kristen dengan Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos.

“Usaha Anda bersama teman-teman di Majalah NARWASTU luar biasa. Saya perhatikan selama ini Majalah NARWASTU masih bisa terbit teratur di saat banyak penerbitan buku Kristen serta majalah dan tabloid Kristen menghadapi krisis,” ujar Pdt. Andar Ismail lewat telepon. Kemudian hamba Tuhan ini pun menyampaikan, saat ini anak-anak muda, termasuk warga gereja banyak yang menggemari media sosial (Medsos) atau digital, dan minatnya kurang untuk membaca buku-buku dan majalah atau tabloid. Padahal, imbuhnya, buku-buku atau majalah itu tujuannya sangat penting untuk mencerdaskan warga gereja dan mendidik masyarakat. Sedangkan sekarang, tukasnya, banyak orang di media sosial (medsos) hanya menampilkan foto-fotonya ketika makan atau kegiatan jalan-jalan. Kehidupan orang Indonesia saat ini, ujarnya, dipengaruhi dengan fenomena media sosial, padahal buku-buku atau majalah itu sangat penting sekali manfaatnya untuk mendidik warga gereja.

“Karena itu, saya terus berdoa agar Majalah NARWASTU dan penerbitan media Kristen serta penerbitan buku-buku Kristen terus eksis, sekalipun upaya untuk itu tidak gampang. Kita sekarang memang harus berjuang agar bisa eksis. Dan saya mengharapkan agar Pak Jonro terus semangat dan diberkati Tuhan dalam menerbitkan Majalah NARWASTU ini,” pungkas Pdt. Andar Ismail, yang sudah beberapa kali pula berkunjung ke kantor NARWASTU. Selamat jalan ke rumah Bapa di Surga, Pak Pdt. Andar. Kiranya keluarga yang engkau tinggalkan senantiasa sehat, dihibur dan disertai Tuhan Yesus Kristus. KY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here