Kristen Progresif Andalkan Relativisme

48
Kita mesti bergaul karib dengan Tuhan agar tak terpengaruh pada ajaran-ajaran yang ganjil.
Narwastu.id – Salah satu bagian dari tanda akhir zaman adalah bermunculannya pengajar sesat atau nabi-nabi palsu (Efesus 4:11-16). Itulah yang terjadi beberapa bulan lalu, tentang pengajaran “Kristen Progresif” yang dicetuskan di dunia maya oleh salah satu selegram yang cukup menghebohkan umat Kristen di Indonesia. Menurut sang selegram sekaligus bertitel pendeta itu, Kristen progresif mempercayai, pertama, Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan. Kedua, cukup dengan berbuat baik saja, maka orang akan selamat. Ketiga, percaya teori evolusi. Keempat, menerima keberagaman manusia termasuk orientasi seksualnya LGBTQ. Kelima, tekankan keadilan kepada orang tertindas. Keenam, Alkitab dinilai sangat kontradiksi, karena cenderung berisi banyak mitos.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), progresif memiliki arti positif yang mengarah kepada kemajuan/perbaikan. Jadi seharusnya kita bertumbuh atau mengalami kemajuan. Yesus sendiri adalah tokoh progresif pada zamannya. Tentang Kristen progresif sendiri ada kaitannya dengan teologi liberal. Ciri utama dari teologi tersebut, yaitu relativitas artinya tidak ada kebenaran yang mutlak. Sebab itu, Kristen progresif mengedepankan akal sehat (logika). Jadi tolak ukur yang digunakan dalam membedah Alkitab, apakah isinya masuk akal, karena mereka menilai banyak hal yang tidak logis. Misalnya, Yesus berjalan di atas air atau saat Yesus memberi makan 5.000 orang (mukjizat 5 roti 2 ikan). Hal lainnya dianggap mustahil dan tidak mereka percaya tentang Yesus mati dan tidak pernah bangkit. Kalau pun bangkit hanya berdasarkan ajarannya.
Sementara itu, tentang persepuluhan yang juga menjadi salah satu hal yang disorot oleh para penganut Kristen progresif, pada hakekatnya di dalam firman Tuhan tidak mungkin memberi perintah kepada umat percaya yang berujung pada musibah atau kesulitan. Melainkan, saat melakukan persepuluhan bukan didasarkan atas kewajiban, akan tetapi lebih kepada rasa hormat kepada Tuhan, wujud ucapan syukur atas berkat yang telah kita terima terlebih dahulu, dan apa yang kita miliki sejatinya adalah milih Tuhan sepenuhnya. Sedangkan kita hanya sebagai pengelola semata. Seperti yang tertulis di dalam Matius 23:23, ”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu, orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.” Agar setiap kita tidak mudah diperdaya oleh ajaran-ajaran yang menyesatkan dengan memutarbalikkan kebenaran, maka satu-satunya cara pencegahannya dengan bergaul karib dengan Tuhan dan firmanNya. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here